TUHAN JUGA MENYAYANGI ANAK-ANAK
by : Sekolah Minggu
Tiga bersaudara: Sarah, Jona, dan Rachel semuanya sedang menangis. Ribut sekali!
Yang terjadi adalah, tadi sepupu mereka yang besar, Gideon, bermain bersama mereka. Jona mengganggu Rachel yang kecil sampai menangis. Lalu, Sarah yang lebih besar dari Jona memukul Jona sampai menangis. Dan terakhir Gideon memarahi Sarah sampai ia menangis juga.
Sekarang Gideon sudah pulang, tinggallah Mama berhadapan dengan derai tangis yang riuh rendah.
“Coba Sarah lebih besar,” kata Sarah di tengah isak tangisnya. Jona masih berlinang dengan air mata. Rachel sudah kecapekan menangis dan sekarang hanya tersedu-sedu.
“Kalau besar, Sarah mau melakukan apa?” tanya Mama.
“Pukul Kak Gideon.”
“Lho? Kak Gideon kan memarahi Sarah karena Sarah memukul Jona. Lagipula, memangnya kalau besar boleh pukul orang yang lebih kecil semau-maunya? Boleh pukul adik kecil, anak kecil? Tidak boleh!”
Mama mengutip Matius 18:10, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu” Ada malaikat mereka yang di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. Tuhan sayang pada anak-anak kecil, bahkan yang masih sangat kecil.”
Mama mengingatkan mereka pada cerita-cerita di Alkitab. “Ingat cerita Musa? Waktu Musa masih sangat kecil, Tuhan sudah menolong dia.”
Anak-anak mengangguk. Mereka tahu cerita Musa. Ketika masih bayi ia diletakkan di dalam peti lalu dihanyutkan di sungai Nil.
Jona pernah meletakkan Rachel di dalam keranjang pakaian di atas air bak mandi, tapi waktu itu mereka berdua hampir tenggelam.
“Kalian ingat cerita Yunus?” tanya Mama lagi.
Anak-anak mengangguk dengan penuh semangat. Siapa yang bisa lupa cerita Yunus? Yunus itu nabi yang tidak taat pada perintah Tuhan yang menyuruhnya pergi ke kota Niniwe yang jahat.
Dalam pelariannya Yunus terkena badai besar, dilempar ke laut, lalu ia ditelan ikan besar. Akhirnya ia taat dan pergi ke Niniwe dan seluruh kota itu bertobat! Binatang-binatang pun disuruh berpuasa tanda bertobat.
Sarah tersenyum-senyum sendiri. Ia ingat waktu Mama berdoa puasa untuk Kebaktian Kebangunan Rohani, ia juga anjing peliharaan mereka juga ikut puasa.
Sarah tidak memberi makan anjing itu. Sekarang ia tahu, anjing tidak mengerti artinya puasa dan anjing tidak berdoa.
“Waktu kota Niniwe bertobat, Yunus tidak suka karena Niniwe itu musuh. Tapi Tuhan katakan, di kota ini ada 120 ribu anak kecil yang belum bisa membedakan tangan kanan dan tangan kiri. Tuhan mengasihani kota itu, Tuhan sayang pada anak-anak kecil di kota itu,” kata Mama.
“Ma, itu semua kan dulu,” kata Jona. “Tuhan masih sayang anak-anak tidak sekarang ini?”
“Masih,” kata Mama sambil tersenyum. “Di Australia, ada seorang bayi yang lama ditunggu-tunggu orang tuanya lahir. Setelah ia lahir, orang tuanya senang sekali.
“Suatu hari, seluruh keluarga itu berjalan-jalan. Papanya menggendong bayi itu. Ada kakek dan neneknya juga.
“Tiba-tiba ada mobil yang datang dengan cepat, menabrak keluarga itu. Rupanya pengemudinya kena serangan jantung. Si kakek dan neneknya terpental tinggi ke udara.” Anak-anak menahan napas.
“Si Papa di tabrak mobil lalu terhimpit di antara mobil dan jendela kaca toko yang retak-retak. Semua orang panik dan menanyakan keadaan bayinya.”
“Iya, Ma. Bagaimana ?” tanya Sarah dengan tidak sabaran. Rachel sampai bangun berdiri dan mencengkeram tangan Mama. Jona memperhatikan dengan mata dibuka lebar-lebar.
“Ternyata bayinya tidak apa-apa. Papanya tidak melepaskan bayinya sama sekali. Mamanya datang lari-lari dan mengambil bayinya yang sama sekali tidak terluka. Tuhan melindungi bayi itu lewat papanya.”
Ketiga anak itu menghembuskan napas lega.
“Rupanya dulu papanya itu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berlatih sebagai pemain rugby.
“Kalau bermain rugby, ia harus bola rugby erat-erat, tidak boleh dilepas, meskipun ia ditabrak oleh pemain lawan yang badannya besar-besar. Ia bisa ditabrak sampai jatuh, sampai kesakitan, tapi ia tidak melepaskan pegangannya.
“Jadi waktu papanya menggendong si bayi, papanya sudah terlatih. Meski ditabrak mobil, sedikit pun tidak ia lepaskan bayinya itu.”
Mama tersenyum kepada ketiga anaknya. “Kamu bertiga pun disayang Tuhan. Tuhan yang menciptakan kamu, membawa kamu lahir, lalu kamu bisa mendengar Firman Tuhan, bisa belajar mengenal dan melayani Tuhan. Itu semua anugerah Tuhan. Dan kalau kamu setia berlatih dan belajar, nanti Tuhan akan pakai kamu.”
Kamu yang membaca cerita ini, juga disayang Tuhan! Ayo, kita berdoa bersyukur karena Tuhan sayang pada anak-anak!
Artikel bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply