Ikan Mas Koki Tante Betty
by : Sekolah Minggu
“Billy, tidak boleh!” teriak Hana ketika melihat tangan adiknya masuk ke akuarium hendak memegang si Gembul, ikan mas koki Tante Betty.
“Tapi aku ingin pegang si Gembul, Kak…,” kata Billy sambil memandangi kakaknya.
“Jangan! Si Gembul bisa mati! Jangan lakukan lagi, ya….”
Billy mengangguk dan pergi keluar untuk bermain dengan mobil-mobilannya.
Hana menarik napas lega.
“Tinggal satu hari lagi,” pikirnya.
Tante Betty, adik bungsu Mama, sedang pergi ke luar negeri karena tugas dari kantor tempat dia bekerja. Dan Hana diberi tanggung jawab memelihara si Gembul selama Tante Betty pergi. Pulang nanti, Tante Betty berjanji menambah uang tabungan Hana untuk membeli CD lagu rohani terbaru untuk hadiah ulang tahun Mama.
Setiap pulang sekolah adalah waktunya bagi Hana memberi makan si Gembul. Tetapi kali ini ada yang aneh. Warna air akuarium berubah menjadi biru dan si Gembul tidak bergerak sama sekali.
Hati Hana berdebar-debar. Dia memperhatikan dengan lebih teliti dan benar saja, si Gembul sudah mati. Hana bergegas mencari Billy.
“Billy!” teriaknya. “Apa yang kamu taruh di akuarium si Gembul?”
Sambil memainkan mobil-mobilannya Billy menjawab, “Bagus, ‘kan, Kak?” Warna airnya biru seperti warna air laut di Tv. Billy kasih tinta biru.”
“Billy, itu tidak bagus! Si Gembul mati! Bagaimana kalau Tante Betty marah? Wah gawat.”
Melihat wajah Hana yang sedih, Billy menjadi ketakutan dan merasa bersalah. Dia diam sambil memegangi mobil-mobilannya erat-erat.
“Aku akan lapor Tante Betty kalau ini semua gara-gara Billy. Biar saja Billy yang kena marah Tante Betty,” pikir Hana.
Tetapi Hana tidak tega, Billy yang masih berumur 4 tahun pasti tidak tahu kalau tinta tidak baik untuk ikan. Hana mengambil keputusan untuk menemui Mama dan minta pendapatnya.
“Jadi, apa yang harus Hana lakukan, Ma?” tanya Hana setelah selesai menceritakan peristiwa yang terjadi.
Mama mengelus rambut Hana sambil menjawab, “Kamu harus berterus terang, dan kalau Tante Betty minta pengganti si Gembul, kamu harus menggantinya. Kamu sudah kelas 6 SD sekarang, jadi harus mulai belajar bertanggung jawab.”
Hana hampir menangis membayangkan uang tabungannya habis untuk membeli ikan baru dan bukan untuk membeli kado ulang tahun Mama.
Akan tetapi Hana sadar kalau Mama benar. Tante Betty percaya kepadanya dan dia lalai menjaga si Gembul. Jadi, dialah yang harus bertanggung jawab, bukan Billy.
Keesokan paginya, Hana melihat ada sepatu warna hitam di depan kamar Tante Betty. Hana tahu Tante Betty sudah kembali. Dan benar dugaannya, Tante Betty sudah duduk di meja makan bersama dengan Mama.
“Pagi Hana,” sapa Tante Betty. Tante bawakan oleh-oleh nih untuk kamu dn Billy.”
“Pagi juga, Tante. Terima kasih untuk oleh-olehnya.”
“Kata Mama kamu punya sesuatu untuk diceritakan kepada Tante.”
Hana mengangguk dan mulai menceritakan apa yang terjadi pada si Gembul.
“Hana, baik sekali kamu mau membela adikmu dan berterus terang pada Tante. Tante akan beli sendiri ikan yang baru. Tapi Tante tidak bisa menambah uang tabunganmu seperti janji Tante, karena kamu telah lalai menjaga si Gembul.”
“Tidak apa, Tante. Hana mengerti, kok. Hana senang Tante tidak marah,” kata Hana dengan ceria.
Setidaknya uang tabungannya tetap utuh dan masih ada waktu untuk mengumpulkan uang sebelum ulang tahun Mama tiba.
Artikel Bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply