MALAM TAHUN BARU
by : Sekolah Minggu
Hari terakhir tahun 2011, 31 Desember. Bea terbangun dari tidur siangnya. Matahari mulai tenggelam. Dia menghela napas membayangkan Ririn dan Yetty sahabat karibnya.
Sekarang ini pastilah Ririn sedang bersenang-senang di Bali bersama keluarganya. Mereka akan menghabiskan malam pergantian tahun di Bali. Dan Yetty, mungkin saat ini sedang berjalan-jalan di Malioboro, Yogya, dan asyik berbelanja batik.
Dan Bea sendiri? Ia akan pergi ke gereja nanti malam jam 22.00 bersama Papa dan Mama. Sungguh membosankan. Bea sudah bertanya kepada Mama alasan mereka tidak pergi keluar kota dan bermalam Tahun Baru disana seperti yang dilakukan Ririn dan Yetty.
Jawaban Mama adalah, “Bukankah yang terbaik mengakhiri tahun dan mengawali tahun bersama Tuhan?”
Pukul 21.30 Bea berangkat ke gereja bersama Papa dan Mama. Dengan hati enggan ia masih membayangkan enaknya Yetti dan Ririn melewatkan waktu mereka pada malam itu. Bea mengikuti ibadah dengan setengah hati. Bea merasa lega sekali, ketika ibadah akhirnya selesai.
Di akhir ibadah, panitia membagikan brosur yang berisi catatan ayat Alkitab untuk satu tahun. Dan di situ tertulis “Awali Tahun Baru 2012 dengan Membaca Alkitab.”
“Baca Alkitab???” pikir Bea dalam hati. Kemudian seolah-olah ia mendengar kembali kata-kata Pak Pendeta dari mimbar tadi: “Jika kita membaca Alkitab setiap hari sesuai petunjuk tersebut, maka dalam satu tahun kita akan selesai membaca Alkitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu.”
Sekali lagi di telinganya terngiang kalimat-kalimat Pak Pendeta, “Membaca Alkitab adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan. Sudahkah kita menyenangkan hati Tuhan? Sedikit sekali bukan? Lebih sering kita ingin menyenangkan diri kita sendiri.”
MENYENANGKAN HATI TUHAN! Bea tertegun. Biasanya kata-kata itu tidak terlalu berarti baginya, tapi kini tiba-tiba menjadi begitu mengusik perhatiannya.
Dia ingat betapa ributnya dia meminta Mama dan Papa bertahun baru di luar kota, supaya dirinya sendiri menjadi senang. Tapi kalau dingat-ingat rasanya dia jarang sekali menyenangkan hati Tuhan. Lebih sering minta Tuhan supaya menyenangkan hatinya. Minta naik kelas, minta tas baru, minta ini, minta itu, banyak sekali permintaannya. Dan itu semua untuk menyenangkan dirinya sendiri! Hati Bea berdebar-debar.
Menyenangkan hati Tuhan! Ya, itulah yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus. Orang percaya harus kembali kepada rencana Allah yang semula. Semua rencana Allah tertulis di Alkitab. Status sebagai anak Allah bukan bertujuan untuk mendapatkan kesenangan sendiri.
Kalimat Pak Pendeta tadi sungguh-sungguh telah menegurnya. Bea merasa bersalah.
Teringat lagi Pak Pendeta berkata, “Yang diminta Tuhan adalah supaya anak-anak-Nya tekun membaca Firman-Nya. Apakah kita bersedia menyenangkan hati Tuhan?”
Bea tertunduk. Air matanya mulai menetes. Sambil memegang brosur Bacaan Alkitab, Bea berdoa dalam hati, “Tuhan, aku mau menyenangkan hati-Mu. Aku akan berusaha keras untuk tekun membaca Firman-Mu setiap hari.”
Artikel bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply