MARY SLESSOR

MARY SLESSOR  

by : Sekolah Minggu

Mary sangat rindu untuk pergi ke Suku Okoyong yang tempatnya lebih jauh masuk ke hutan. Teman-temannya ketakutan dan melarang Mary pergi. Tetapi Mary tidak mau mundur, dia percaya bahwa Tuhan papsti akan menjaganya.

Raja Eyo Honesty tau, dia tidak bisa melarang Mary pergi. Maka supaya Mary lebih aman, Raja Eyo memberikan kapal dan pendayungnya untuk mengantar Mary ke tempat Suku Okoyong.

Tuhan menyertai perjalanan mereka dan tiba dengan selamat di tempat Suku Okoyong. Bahkan Tuhan sudah mempersiapkan Suku Okoyong menerima Mary. Kepala suku mengijinkan Mary tinggal dan mendirikan sekolah di tempat mereka.

Mary sangat sedih melihat kondisi Suku Okoyong yang sangat jahat. Setiap hariselalu saja ada perkelahian, peperangan. Dan kepada orang seperti ini Mary memberitakan tentang kasih Kristus.

Jika Mary mendengar akan ada peperangan. Dia akan berlari ke tengah-tengah mereka, berteriak supaya mereka berhenti. Para tentara yang sudah siap berperang berteriak-teriak “Minggir Ma. Kami akan berperang”. Tetapi Mary tidak mau mundur. Mereka terus berteriak “Minggir Ma Putih, atau kau akan mati juga”. “Silahkan tombak aku kalau kalian bisa “, Mary menantang mereka.

Akhirnya mereka berhenti berperang, duduk di bawah pohon bersama dengan Mary berbicara, hingga perang dibatalkan sama sekali.

Mary bekerja ekras, seringkali sakit tidak dia pedulikan. Setelah beberapa lama tinggal dengan Suku Okoyong, Mary mengerti bahwa jika mereka terus berperang karena tidak memiliki pekerjaan.

Mary berpikir keras bagaimana caranya mengajak mereka untuk bekerja. Akhirnya Mary menemukan caranya. Mary menunjukkan barang-barang yang bagus, seperti pakaian, cangkir, dan lain-lain. Mary berkata kepada mereka, kalau mereka bisa mendapatkan barang-barang seperti ini, jika mereka mengumpulkan kelapa dan membuat minyak kelapa. Mary berhasil. Suku Okoyong menyukai barang-barang itu, dan mereka kemudian bekerja untuk membuat minyak supaya dapat membeli barang-barang seperti yang dimiliki Mary.

Suku Okoyong mulai berdagang.

Mary membawa mereka untuk bertemu dengan Raja Eyo yang kemudian membantu Suku Okoyong untuk berdagang. Sejak saat itu Suku Okoyong terbuka untuk dunia luar, selama 400 tahun tidak ada seorang pun yang berani pergi ke daerah Suku Okoyong, setelah kerja keras Mary, Suku Okoyong dapat menerima orang luar untuk tinggal di daerah mereka.

Suku Okoyong juga menerima Injil, berhala-berhala lenyap dari tempat mereka dan digantikan dengan gereja kecil sederhana. Injil sudah mengubah hati mereka, tidak lagi berperang dan mabuk-mabukkan tetapi bekerja keras dan berdagang. Tidak lagi menyembah berhala tetapi menyembah Yesus Kristus.

Setelah Suku Okoyong menerima Kristus. Mary hendak pergi ke Suku lain yang lebih terpencil, lebih dalam masuk ke hutan. Suku Okoyong melarang Mary pergi, takut suku lain membunuhnya. Tetapi Mary tetap pergi.

Suku Azo, suku yang masih kanibal (pemakan manusia), ternyata menerima Mary tinggal bersama dengan mereka. 200 orang Suku Azo kemudian menerima Kristus karena pengajaran Mary.

Makin tua bekerja makin keras. Makin tua bekerja makin cepat. Itulah Mary Slessor, yang hanya berpikir tentang Injil Kristus dan bagaimana dapat menyebarkannya kepada orang-orang di Afrika.

 

Artikel bersumber dari : Majalah Anak

Posted in Cerita Alkitab, Cerita Sekolah Minggu
Tags: , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *

5,386 Spam Comments Blocked so far by Spam Free Wordpress

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.