Sekolah Baru
by : Sekolah Minggu
Kenaikan kelas tiba. Dino gembira naik ke kelas tiga. Selama liburan panjang Dino dan mamanya menyiapkan segala keperluan untuk sekolah baru. Mereka membeli baju seragam dan buku-buku pelajaran di sekolah itu. Mereka juga berbelanja barang-barang lain di toko.
Dino senang sekali melihat barang-barang barunya. Setiap malam dia memeriksa ulang: tas baru dan buku-buku; kotak pensil baru yang isinya bolpoin, pinsil, penghapus, dan rautan baru; sepatu baru dan kaus kaki baru; botol minum dan tempat bekal baru.
“Wah, Dino, rupanya kamu sudah tidak sabar memakai semua itu,” sapa papanya di pintu kamar Dino.
“Iya, Pa,” jawab Dino. “Kapan, sih, masuk sekolahnya?”
“Hitung saja kurangnya berapa hari lagi,” saran Mama.
“Papa senang melihatmu begitu bersemangat untuk sekolah,” kata Papa.
“Iya, Pa. Dino mau rajin belajar,” Dino tersenyum lebar.
Hari yang ditunggu-tunggu sudah sangat dekat.
“Besok sekolah! Horeee!” seru Dino setelah selesai makan malam.
“Wow,” Dino memejamkan mata sekejap, lalu membukanya lagi. Dia terlalu gembira sehingga sulit berkata-kata.
“Dino mau tidur sekarang saja,” kata Dino.
“Sekarang? Kan baru saja selesai makan,” Papa menyela.
“Kalau langsung tidur nanti gendut, loh. Hahaha….,” Papa bercanda.
“Lagi pula sekarang baru jam setengah delapan,” kata Mama.
“Tidak apa-apa. Lebih cepat tidur, kan, lebih baik,” sahut Dino sambil berjalan ke kamarnya. “Malam, Ma. Malam, Pa.”
Dino segera berbaring. Cukup lama dia memejamkan mata, tetapi belum juga tertidur.
“Aaah…kenapa tidak bisa tidur?” katanya dalam hati.
Dengan mata terus tertutup Dino lalu membayangkan keesokan harinya di sekolah yang baru, kelas yang baru, guru baru, teman-teman baru….
“Oh! Guru baru!” Dino tersentak. Dia segera bangun dan mencari Mama.
“Ada apa?” Mama mengerutkan dahi, heran. Papa dan Mama masih menonton TV.
“Ma, gimana kalo guru barunya seperti Bu Konde?” Dino memandang mamanya dengan khawatir.
Bu Konde adalah tokoh dalam cerita. Dia galak, suka berteriak-teriak jika memarahianak-anaknya.
“Guru barunya pasti baik dan bijaksana,” kata Mama.
“Mama tahu?” tanya Dino ragu.
“Tentu saja. Ibu Guru itu teman Papa,” Papa yang menyahut. “Karena itu kami memindahkan kamu ke sekolah itu.”
Dino mengangguk-angguk sambil berpikir. “Ma, gimana kalao teman-teman baruku besar-besar dan galak-galak?”
“Dino, kenapa sekarang kamu jadi khawatir dan takut?” Mama bertanya lembut. “Tadi kamu semangat sekali.”
“Tidak perlu takut dan khawatir tentang apa pun, Dino. Kami sudah memilih sekolah yang terbaik untukmu,” kata Papa bijak. “Mari kita berdoa supaya kamu tenang.”
“Ups!” Dino baru ingat. Karena buru-buru mau tidur, dia lupa menggosok gigi dan berdoa.
Setelah berdoa dan menggosok gigi Dino tidur dengan nyenyak.
Artikel bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply