Pengkhotbah 1:1-11
Jikalau engkau baru pertama kali membaca kita Pengkhotbah, mungkin engkau heran melihat banyak sekali tulisan tentang segala sesuatu yang sia-sia. Apa maksudnya, ya?
Kata “sia-sia” dalam kitab Pengkhotbah ini artinya bersifat sementara. Sia-sia dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang tidak bertahan lama, seperti sebuah hembusan napas saja yang lalu lenyap. Jadi, sia-sia di sini artinya bukan tidak berguna, tetapi hanya ada sebentar saja.
Kitab Pengkhotbah ditulis oleh Raja Salomo ketika ia sudah tua. Salomo terkenal sebagai raja yang paling bijaksana. Ia mengalami masa-masa yang sangat gemilang dan sangat kaya. Namun, ia mengamati semua itu hanya untuk sementara saja. Juga semua kejadian di dunia ini tidak ada yang baru. Yang terjadi sekarang sudah pernah terjadi di zaman sebelumnya.
Kitab Pengkhotbah mengajak kita melihat bahwa apa yang biasanya diidam-idamkan orang banyak yang dikejar dengan susah payah, sebenarnya hanya bersifat sementara. Tujuan hidup manusia seharusnya kembali kepada Allah yang kekal, Allah yang menciptakan dunia ini. Kita hidup bukan untuk dunia ciptaan Allah yang hanya ada untuk sementara ini.
Banyak anak yang dikejar beban pelajaran yang sangat banyak. Demi mengejar nilai yang bagus, hari Minggu pun mereka harus les dan bolos ke sekolah minggu. Ini tentu saja sudah tidak benar. Rajin belajar tentu tidak salah, tetapi, mengabaikan Allah itu tidak benar! Maukah engkau belajar mengutamakan Allah lebih dari segala sesuatu di dunia ini? Tetapi pada saat yang sama engkau juga tidak mengabaikan tanggung jawabmu.
Di Renungkan
Bacalah Lukas 21:33. Apa inti dari perkataan Tuhan Yesus itu?
Doa
Bapa di surga, biarlah saya menjadikan Engkau yang utama di hidup saya bukan nomor dua. Tolonglah saya, Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa. Amin.
Lakukan
Belajarlah mengutamakan Tuhan lebih daripada kesenangan dan hobimu.
Artikel yang berhubungan :
- Segala Sesuatu Ada Waktunya
- Ingatlah Penciptamu
Peringatan Kepada Israel
Peringatan Kepada Israel
Leave a Reply