Ketika Rani Diejek

Ketika Rani Diejek

by : Sekolah Minggu

Rani berdiri di depan cermin. Ia memakai rok jean dan T-shirt belang-belang hitam putih dengan kerah putih. T-shirt itu oleh-oleh dari Mama ketika Mama dinas kantor ke Singapura.

Hari itu kelasnya akan pergi ke museum. Anak-anak harus menuliskan laporan tentang apa yang mereka lihat dan pelajari di sana. Rani senang dengan T-shirt itu, bahannya tebal dan menyerap keringat.

Namun, siangnya ketika pulang wajah Rani muram.

“Anak-anak mengejekku zebra, ada juga yang memanggilku napi,” Rani mengadu pada mamanya.

“Karena T-shirt-mu? Oh, iya. Mama ingat di komik napi memakai kaus belang-belang hitam putih begitu?” goda Mama.

“Ah, Mama. Orang lagi kesal malah digodain,” Rani cemberut.

“Tenanglah, istirahat dulu. Mama sudah buat melon yang diisi jelly kesukaanmu,” bujuk Mama.

Kejengkelan Rani surut. Dia menikmati melon jelly.

Kemudian Rani sibuk menulis laporan kunjungan ke museum. Baginya lebih enak menulis ketika ingatan masih segar.

Malam harinya Mama melihat Rani masih sibuk di meja belajar. Mama mendekatinya.

“Rani, belum selesai tulisanmu tentang museum?” tanya Mama.

Rani menatap Mama, lalu menjawab, “Sudah dari tadi, Ma. Aku sedang siapkan ejekan untuk membalas ejekan teman-teman. Kalau Ferdy mengejekku, aku akan balas dengan monyet karena tingkahnya seperti monyet. Kalau Pia aku akan balas dengan Bakpia Patok. Kalau HAri akan kuejek harimau… yang lain belum dapat.”

Mama mengerutkan kening. Rani mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak disukai Mama. Mama menggelengkan kepala.

“Rani, Rani. Untuk apa kamu bersusah payah mencari kata ejekan? Perlukah kamu membalas mereka?” kata Mama.

“Tapi mereka menjengkelkan,” Rani membela diri.

“Kalau tidak salah dulu kalian mengejek Stella ketika dia baru memakai kacamata. KAlian memanggilnya si Mata Empat. Tetapi itu tidak berlangsung lama, ‘kan?” Mama mengingatkan Rani. “Mungkin besok juga mereka tidak mengejekmu lagi.”

Rani ingat bagaimana waktu itu dia juga ikut mengejek Stella bersama yang lain. Harus diakui bahwa dia tidak lebih baik dari teman-temannya yang mengejeknya. Jadi, kenapa sekarang dia marah?

“Ada dua cara untuk menghadapi ejekan,” Mama menjelaskan resepnya. “Kalau ejekan itu tidak benar, jangan pedulikan. Kalau ejekan itu benar, perhatikanlah. Misalnya, jika kita suka terlambat dan diejek si tukang terlambat, maka kita harus berusaha supaya tepat waktu.”

Setelah Mama pergi, Rani menyobek kertas yang berisi tulisan ejekan. Untuk apa capek-capek memikirkan sesuatu yang tidak baik?

Esok harinya Rani ke sekolah. Benar, tidak ada yang mengejeknya.

Ketika bel istirahat berbunyi anak-anak ke luar kelas. Rani dan Stella masih membersihkan papan tulis karena hari itu giliran mereka. Setelah selesai Rani ke luar kelas sambil membawa ompreng bekalnya. Dia melihat Pia sedang duduk menangis dikerumuni teman-teman.

“Hai Pia, jangan menangis. Ini, ‘kan, cuma bercanda,” kata Hari.

“Iya, Pia. Masa begitu saja menangis?” kata Ferdy.

“Kalian ja…haaat. Ka….lian bi…bilang aku Kambing karena aku bawa bekal buah dan sayur,” kata Pia di sela isak tangisnya.

“Hai, jangan mengejek Pia. Banyak makan buah dan sayur itu bagus untuk kesehatan, tahu?” kata Rani dengan lantang.

Anak-anak itu diam, mereka malahan menyingkir satu per satu sehingga akhirnya Rani hanya berdua dengan Pia.

“Terima kasih Rani,” kata Pia.

“Yuk, kita makan. Aku juga bawa bekal buah dan sayur,” kata Rani.”Aku akan beri tahu kamu resep untuk menghadapi ejekan,” kata Rani.

Sambil makan Rani memberikan resep menghadapi ejekan yang didapat dari mamanya.

“Resepmu bagus, dan sudah terbukti manjur,” kata Pia. Sekarang ia sudah bisa tersenyum.

Artikel bersumber dari : Majalah Anak

Posted in Cerita Alkitab, Cerita Sekolah Minggu
Tags: , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *

5,386 Spam Comments Blocked so far by Spam Free Wordpress

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.