HATI-HATI
by : Sekolah Minggu
Oleh : Kak Selma Kurnia
Allah kita adalah sang Pencipta, dan kebaikan-Nya begitu sempurna. Dalam Yakobus 1:17 tertulis: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang….”
Namun ternyata di dunia ciptaan-Nya ini banyak sekali terjadi dosa dan kejahatan. Dari mana datangnya dosa itu? Bagaimana seharusnya kita hidup sebagai anak-anak Allah di dunia ini yang penuh dosa ini?
Janji Allah kepada manusia
Setelah Adam dan Hawa diciptakan, Allah memberikan janji yang penting sekali kepada mereka. Allah membuatu suatu peraturan. Apakah peraturan itu? Yaituperaturan, bahwa Adam dan Hawa tidak boleh memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Jika mereka taat pada peraturan itu, mereka akan memiliki kehidupan yang penuh sukacita dan kebahagiaan selama-lamanya. Kehidupan yang penuh sukacita itu adalah kehidupan di mana hubungan manusia dengan Allah berjalan manis dan harmonis. Kamu perlu tahu, tidak ada kehidupan yang lebih baik daripada itu.
Kebebasan dan tanggung jawab
Adam dan Hawa perlu menunjukkan ketaatan mereka kepada Allah. Untuk itu Allah memberikan kebebasan kepada mereka. Kebebasan itu adalah kemampuan memilih untuk melakukan hal yang benar atau yang salah. Jelasnya, mereka diberi anugerah agar mampu melakukan perintah Allah.
Namun, kebebasan itu bukanlah kebebasan yang tanpa batas. Mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan mereka kepada Allah, Pencipta mereka. Tanggung jawab itu menunjukkan bahwa meskipun manusia diberi kebebasan, mereka tetap takluk kepada Allah.
Allah menjaga manusia
Di Taman Eden, Allah menumbuhkan banyak pohon buah-buahan yang boleh dimakan oleh Adam dan Hawa. Kalau mereka bosan dengan satu buah, masih banyak pilihan buah yang bisa mereka makan.
Allah memberikan buah yang banyak itu agar Adam dan Hawa tidak menginginkan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat yang tidak boleh mereka makan. Allah berbuat demikian supaya Adam dan Hawa bisa terhindar dari berbuat tidak taat.
Dalam Kejadian 2:16 tertulis: “TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.” Dan hanya satu jenis buah saja yang dilarangnya: “…tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17). Bukankah hal ini cukup membuktikan bahwa Allah itu sangat baik?
Pilihan yang salah
Alkitab mencatat bahwa ternyata Adam dan Hawa tidak taat kepada Allah. Mereka memilih melanggar perintah Allah. Hawa berhasil dibujuk oleh Iblis yang pada waktu itu berbentuk ular. Hawa diyakinkan bahwa Allah itu tidak baik dan bahwa Ia mengekang mereka.
Adam juga memakan buah yang dilarang untuk dimakan itu. Menurutmu mengapa Adam memakan buah itu? Mungkinkah Adam menganggap Allah tidak bersungguh-sungguh dalam ucapan-Nya? Atau mungkinkah Adam ingin bebas sebebas-bebasnya dan menolak kekuasaan Allah atasnya? Cobalah cari tahu jawabannya.
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Dosa telah masuk ke dalam dunia. Mereka tidak percaya kepada Allah. Dan tidak percaya kepada Allah adalah penyebab segala kejahatan.
Akibat yang harus ditanggung
Apa pun pilihan Adam pada waktu itu, akibatnya akan kita tanggung sampai sekarang. Jika ia taat kepada Allah, tentulah ia tidak akan diusir dari Taman Eden dan kita hidup bahagia bersama Allah.
Namun, kenyataannya Adam memberontak terhadap Allah. Akibat-akibatnya yang buruklah yang kita terima sekarang. Adam telah membawa kita semua masuk ke dalam dosa dan penderitaan.
Akibat pemberontak itu rohnya menjadi mati, kemudian ia juga mati secara fisik. Dan kematian itu berlaku atas seluruh umat-umat manusia sampai kepada kita sekarang.
Bagaimana dengan hidup kita sekarang? Pemberontakan terhadap Allah menunjukkan kesombongan manusia. Sampai sekarang banyak orang mengira mereka bisa hidup sesuka mereka. Mereka mengira bahwa perbuatan-perbuatan mereka tidak perlu dipertanggungjawabkan. Tetapi, kebenaran tetap tidak berubah. Kita semua harus bertanggung jawab kepada Allah suatu saat.
Hidup kita adalah untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan melakukan apa saja yang kita inginkan. Ingatlah hal itu. Tuhan adalah Penguasa mutlak atas seluruh ciptaan-Nya. Jika kita menaati kata-kata-Nya, kita akan mengalami kebaikan-Nya yang sempurna.
Artikel bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply