Kasih Karunia Allah
BY : Sekolah Minggu
“Dosa tak boleh masuk…. Dosa tak boleh masuk
Surga tempat yang tinggi…. Ada Bapa yang suci
Dosa tak boleh masuk….”
Di atas adalah lirik sebuah lagu sekolah minggu. Apakah kamu tahu lagu itu? Kata-kata dalam lagu itu benar sekali.
Akan tetapi kita tahu bahwa semua orang berdosa. Kalau begitu kita semua tidak boleh masuk ke surga karena suda berdosa? Benar, dimana ada Allah yang suci tidak mungkin boleh ada dosa.
TIDAK PANTAS DIKASIHI
Dosa adalah segala perbuatan, isi hati, dan pikiran yang menentang kata-kata Allah. Dan sadar atau tidak, kita cenderung berbuat dosa.
Adakah orang yang kamu kenal yang sering menentang kata-katamu? Dia selalu berusaha menunjukkan bahwa pendapatnya lebih baik daripada pendapatmu. Tentu orang seperti itu sangat menjengkelkan, bukan?
Bagaimana kalau kamu diminta untuk berbuat baik kepadanya? Bagaimana kalau kamu diminta untuk mengasihinya? Wah, tentu tidak mudah, ya.
Berbuat baik dan mengasihi orang yang mengasihi kita akan jauh lebih mudah. Tetapi rasanya tidak mungkin untuk mengasihi orang yang selalu melawan kita.
Nah, itulah yang Allah berbuat terhadap kita. Kita cenderung melawan Dia, tidak mau mengikuti kata-kata-Nya. Itu dosa. Kita sebenarnya tidak pantai dikasihi oleh-Nya, karena kita sering berdosa terhadap-Nya. Namun, Dia tetap mengasihi kita.
DOSA PENGHALANG
Mustahil kita bisa masuk ke dalam surga. Dosa kita menghalangi kita ke sana. Kamu tahu apa hukuman dosa, bukan? Ya, mati. Semua orang yang berdosa harus dihukum mati.
Tetapi Allah ingin kita selamat. Dia ingin kita tinggal bersama Dia di surga dan hidup selama-lamanya. Karena itu Allah membuat jalan keluarnya untuk menyelamatkan kita. Jalan keluar Allah seharusnya dapat membuat kita tercengang.
KRISTUS, JALAN KELUAR ALLAH Bagaimana cara Allah melepaskan kita dari dosa? Yesus Kristus, Anak Allah yang dapat melakukannya. Hanya Kristus satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita. Dia adalah satu-satunya jalan yang mengantar kita menuju kepada Allah Bapa.
Allah Bapa mengirim Kristus ke dunia. Misi Kristus adalah menyelamatkan manusia. Tetapi, untuk menyelamatkan manusia Dia sendiri harus mati. Ya, Yesus datang ke dunia ini untuk mati menggantikan kita. Apakah itu mudah? Tidak.
HARGA KESELAMATAN
Simaklah doa Tuhan Yesus di Taman Getsemani sebelum Ia ditangkap dan disalibkan: “lalu kata-Nya kepada mereka: ‘Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya….” (Matius 26:38a).
Saat itu Tuhan Yesus merasa sedih bukan kepalang. Ia bergumul hebat. Penderitaan yang harus Dia jalani begitu berat. Dan itu bukan akibat kesalahan-Nya sendiri. Dia sama sekali tidak bersalah, sama sekali tidak pantas dihukum.
Penderitaan itu ditanggung Kristus untuk kita, untuk kamu. Ia merasakan kepedihan yang sangat dalam untuk kamu. Ia harus menderita karena kelemahan kita, karena kita tidak mampu melawan dosa.
Dengan kejam Kristus dipaku di kayu salib sampai mati. Kematian Kristus menggantikan kematian kita. Itulah rencana Allah Bapa.
Allah Bapa sangat mengasihi Kristus, tetapi Ia rela membiarkan Kristus disiksa dengan kejam. Kristus sangat sengsara, tetapi Ia mau menjalaninya dan taat pada rencana Bapa-Nya. Itulah kasih karunia Allah yang mencengangkan.
HIDUP BARU
Kristus memang mati, tetapi Ia tidak mati terus. Ia kemudian bangkit karena Ia lebih berkuasa daripada kematian. Tidak ada orang yang bisa melawan kematian, tetapi Kristus menang atas kematian.
Kristus juga mau memberikan hidup itu kepada kita. Dan Ia ingin dosa-dosa kita dimatikan. Bagaimana caranya? Kita harus membuka hati kita untuk Kristus. Kita harus menerima Dia menjadi Juruselamat kita. Kita harus bertobat dan meminta Dia mematikan dosa-dosa kita. Maka, Dia akan memberikan kita hidup yang baru.
Hidup yang baru berarti tidak melawan Allah. Hidup yang baru berarti mau taat pada kata-kata Allah. Penderitaan yang diterima Kristus demi keselamatan kita seharusnya mendorong kita untuk mau taat.
Untuk taat pada Allah kita harus belajar. Kita perlu pertolongan Roh Kudus untuk mengajar kita taat. Mintalah pertolongan-Nya setiap saat. Tuhan akan sangat senang menolong kita.
Artikel bersumber dari : Majalah Anak
Leave a Reply