Kejahatan Manusia Dan Anugerah Allah

by : Sekolah Minggu

Kejadian 6 : 1 – 8

“Berapa banyak jumlah manusia yang hidup dari keturunan Adam dan Hawa sampai Nuh, Pa?” tanya Vivi kepada Papa yang baru saja selesai membacakan Kejadian 6:1-8.

“Alkitab tidak menyebutkannya. Alkitab hanya mencatat manusia mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi ini. Alkitab juga mencatat pada saat itu kejahatan manusia juga semakin bertambah banyak,” kata Papa.

“Mengapa mereka jadi semakin jahat, Pa?” tanya Vivi.

“Karena mereka tidak lagi menaati perintah Tuhan. Coba kalian perhatikan di ayat 2: ‘anak-anak Allah menikah dengan anak-anak perempuan manusia.’ Siapa anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia?” tanya Papa.

“Anak-anak Allah adalah orang-orang yang percaya Tuhan, sedangkan anak-anak perempuan manusia adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan,” jawab Timtim.

“Benar, Tim. Mereka tidak lagi menaati Allah. Mereka berbuat jahat dengan melakukan apa saja yang mereka sukai. Yang mereka lakukan hanyalah menuruti keinginan hati mereka yang jahat.

“Mereka tidak peduli apakah perbuatan mereka membuat Tuhan sedih atau tidak. Mereka juga tidak peduli apakah perbuatan mereka menyakiti orang lain atau tidak. Mereka pikir Tuhan tidak ada dan tidak akan menghukum kejahatan mereka.”

“Pa, bagaimanakah reaksi Allah melihat kejahatan manusia yang bertambah besar?” tanya Timtim.

“Reaksi pertama Allah adalah Allah menjadi sangat sedih karena manusia tidak menaati-Nya. Kedua, Allah menjadi sangat marah dan murka.

“Ingat! Allah adalah adil. Adil artinya Allah akan memberi hukuman kepada manusia yang berdosa, yang tidak taat, dan yang melakukan kejahatan. Apakah kalian tahu hukuman apa yang Allah berikan kepada mereka?” tanya Papa.

“Menghapuskan manusia dari muka bumi, Pa,” jawab Vivi.

“Benar, Vi. Tapi, di ayat 3 dikatakan, Allah tidak langsung menghukum. Sebelum menghukum mereka dengan sabar Allah memperingatkan mereka untuk tidak berbuat jahat lagi.

“Allah dengan sabar menantikan pertobatan mereka. Sampai berapa lama? Alkitab bilang sampai 120 tahun lamanya. Tapi, apakah manusia bertobat? Tidak! Mereka tidak bertobat.

“Mereka tidak menyesali perbuatan mereka yang jahat itu, bahkan dari hari ke hari kejahatan mereka semakin bertambah. Mereka semakin tidak terkendali.

“Mereka tidak mengasihi sesamanya. Mereka tidak lagi beribadah kepada Tuhan. Mereka tidak mau menaati perintah Tuhan.

“Melihat kejahatan manusia yang semakin merajalela itu, akhirnya Tuhan menghukum mereka. Caranya bagaimana? Di ayat 7 Alkitab mencatat, ‘Allah akan menghapus manusia dari muka bumi ini, baik itu manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara semua akan dimusnahkan.’

“Dengan keadilan-Nya Allah harus menghukum orang yang berbuat dosa. Tetapi kalian perhatikan, apakah Allah menghukum dan memusnahkan semua manusia? Tidak!

“Sekalipun Allah marah atas manusia berdosa, Allah juga menunjukkan kasih-Nya kepada keluarga Nuh. Allah menyelamatkan seluruh keluarga Nuh dan tidak membiarkan mereka mati bersama orang-orang yang tidak mau taat kepada perintah-Nya,” kata Papa.

“Pa, kenapa hanya keluarga Nuh saja yang diselamatkan?” tanya Timtim.

“Itu karena Allah memberikan anugerah keselamatan tidak kepada setiap orang, tetapi hanya kepada orang-orang yang telah dipilih-Nya,” kata Papa.

“Siapa orang yang dipilih oleh Allah?” tanya Timtim dan Vivi bersamaan.

“Coba kita lihat Yohanes 6:37: ‘Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang,” kata Papa.

“Jadi, apakah orang-orang yang dipilih oleh Allah adalah orang-orang yang datang dan percaya pada Tuhan Yesus, Pa,?” tanya Vivi.

“Benar, Vi. Orang-orang pilihan Allah adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus,” jawab Papa.

Artikel bersumber dari : Majalah Anak