“Nothing But The Blood Of Jesus”
by : sekolah minggu
Music & Words: Robert Lowry
Paulus menulis dalam Roma 3:25: “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” Darah Tuhan Yesus Kristus tercurah untuk menebus orang yang berdosa. Seperti yang dituliskan dalam lagu ini, apakah yang bisa menyucikan kita dari dosa? “Nothing but the blood of Jesus.”
Bagaimanakah cara kita selamat? Hanya karena darah Yesus yang sudah menyucikan kita. Keselamatan yang sudah kita peroleh adalah karena Kristus yang sudah mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita. Dosa kita sudah diampuni karena darah Kristus yang sudah tercurah untuk kita yang berdosa. Dikatakan dalam Ibrani 9:22: “Hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan tidak ada pengampunan.”
Penulis lagu ini adalah Pendeta Robert Lowry. Dia lahir pada 12 Maret 1862 di Philadelphia. Pendeta Robert menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat hidupnya pada saat berumur 17 tahun. Dia menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan seumur hidup. Setelah lulus dari SMA, dia melanjutkan pelajarannya di Bucknell University. Kemudian dia melayani di gereja yang ada di Philadelphia, New Jersey, New York City, dan Brooklyn. Dia melayani sampai berumur 73 tahun.
Selain berkhotbah, dia juga menulis lagu. Salah satu lagu yang dia tulis adalah “Nothing but the Blood of Jesus.” Dia juga menulis musik untuk lagu-lagu hymn yang lain seperti “Berjalan ke Sion, Ya Tuhan tiap jam, dan Sepanjang jalan Tuhan pimpin. Adakah di antara lagu-lagu yang dia tulis itu yang kamu kenal? Kalau belum, cobalah cari lagu-lagu itu. Kamu akan semakin banyak mengenal lagu hym.
Bagaimana Robert Lowry menuliskan suatu musik? Dia mengatakan:
“I have no set method. Sometimes, the music comes and the words follow….I watch my moods, and when anything strikes me, whether words or music, no matter where I am, at home or on the street, I jot it down….My brain is sort of a spinning machine, for there is music running through it all the time. The tunes of nearly all the hymns I have written have been completed on paper, before I tried them on the organ. Frequently, the word of the hymn and the music have been written at the same time.”
[Aku tidak punya metode tertentu. Kadang-kadang, music itu datang dengan diikuti kata-katanya.... Ketika perasaanku tersentuh oleh musik atau pun kata-kata entah itu di rumah ataupun di jalan, aku langsung menulis sebuah lagu.... Musik selalu ada dalam pikiranku setiap waktu. Aku menuliskan nada-nada dulu lalu mencobanya di organ. Seringkali, kata-kata dan melodi dari suatu lagu kutuliskan pada saat bersamaan.]
Kamu juga mungkin bisa menulis musik untuk Tuhan. Siapa tahu. Mau coba?
Oleh : Kak Lukman Sabtiyadi
Leave a Reply