SUKACITA NATAL
Cerita sebelumnya: Di luar pintu pagar rumah, Sim dan Sam menemukan seseorang yang terbaring tertelungkup. Tampaknya ia sakit dan butuh pertolongan. Sim dan Sam berteriak-teriak memanggil papa-mama mereka.
Suara teriakan Sim dan Sam membuat Mbok Jum, pembantu mereka, muncul dari belakang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya memperlihatkan raut yang bingung dan terkejut.
“Ada apa, Sim, Sam? Mengapa teriak-teriak seperti itu?” tanya Mbok Jum.
“A… ada orang sekarat di depan pagar, Mbok. Mengerikan…,” kata Sam masih terengah-engah.
Suara teriakan Sim dan Sam juga telah membuat Papa dan Mama keluar dari kamar mereka. Mereka berdiri di tangga lantai atas rumah mereka, dengan wajah terheran-heran.
“Sim, Sam, ada apa sih, malam-malam begini menjerit-jerit seperti itu?” tanya Mama sambil menuruni anak tangga.
“Ada orang sekarat di depan pintu pagar, Ma,” jawab Sim.
“Orang sekarat?” tanya Mama dengan nada terkejut.
Sementara itu, Mbok Jum yang sudah lebih dahulu keluar, muncul dari balik pintu, berkata, “Benar, Bu. Ada orang sekarat di depan pintu pagar rumah…. Bagaimana, ya?”
Papa yang juga ikut menuruni tangga menjawab ringan, “Kalau ada orang sekarat, ya, ditolong, dong.”
“Saya akan bawa masuk orang sekarat itu,” kata Mbok Jum cepat.
Ternyata, orang sekarat itu adalah seorang anak perempuan kecil. Tubuh dan kakinya penuh dengan luka dan infeksi. Ia juga terkena demam. Rambutnya kering dan kusam, terlihat berantakan. Bajunya kotor dan terkoyak-koyak. Bibirnya pucat dan matanya cekung. Tubuhnya terlihat sangat kecil di antara balutan bajunya yang terlihat longgar dan terkoyak-koyak. Dari mulutnya sesekali terdengar rintihan yang menyayat hati.
Untunglah Papa dan Mama tahu apa yang harus mereka lakukan. Mbok Jum juga membantu memberikan perawatan mendesak yang diperlukan.
Anak perempuan itu ternyata adalah korban penculikan dari desa. Ia diculik untuk dijadikan anak jalanan. Ia dipaksa untuk meminta-minta di jalan, dan memohon belas kasihan. Ia sering dianiaya dan begitu menderita, hingga akhirnya ia terjatuh di muka pintu pagar Sim dan Sam.
Hari Natal telah tiba. Rumah Sim dan Sam dipenuhi oleh banyak orang. Ada Oma, Opa, Oom, Tante, saudara-saudara sepupu mereka, serta teman baru mereka, Ninik. Ya, Ninik, anak desa yang tergeletak tak berdaya di muka pintu rumah mereka beberapa hari yang lalu itu. Ninik ikut merayakan Natal bersama dengan Sim dan Sam karena kasih keluarga Sim dan Sam.
“Buah apel ini untukmu, Nik!” kata Sim.
“Kue tart buah ini untuk kamu, Ninik,” Sam juga ikut memberi.
“Dan ini, sepotong pudding buatan Mbok Jum, untuk Ninik,” kata Mbok Jum pula, dengan ramah.
Papa dan Mama memandang ke empatnya sambil tersenyum.
Di depan pagar rumah, sebuah mobil kijang tua berhenti. Seorang ibu dan bapak berpakaian sederhana turun dari mobil.
“Ibu! Ayah!” pekik Ninik gembira. Mereka berpelukan dan bertangisan. Mereka yang telah lama berpisah kini telah bersatu kembali. Sukacita dan kegembiraan telah datang bagi mereka. Selamat Hari Natal.
TAMAT
Leave a Reply